- Home »
- Manfaat Pendidikan Islam untuk Masa Depan
Unknown
On Selasa, 21 Mei 2013
Manfaat
Pendidikan Islam untuk Masa Depan
Ditulis oleh Bagus Sukma
Orang semakin menyadari pentingnya pendidikan Islam bagi masa depan. Hal ini
berkat kesadaran dan pemahaman orang terhadap manfaat pendidikan bagi masa depan sendiri. Pendidikan
merupakan investasi terbesar untuk
kemajuan masa depan khususnya masa depan bangsa Indonesia pada umumnya.
Menurut Undang-Undang UU SISDIKNAS
No. 2 tahun 1989 : Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa
yang akan datang
UU SISDIKNAS no. 20 tahun 2003:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat.
Menurut etimologi (bahasa). Bahasa
Arab berasal dari kata Tarbiyah, dengan
kata kerja Rabba yang memiliki makna mendidik atau mengasuh. Jadi Pendidikan
dalam Islam adalah Bimbingan oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani,
rohani dan akal anak didik sehingga bisa terbentuk pribadi muslim yang baik.
Bahasa Yunani berasal dari kata Pedagogi, yaitu dari kata
“paid” artinya anak dan “agogos” artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah
pedagogi dapat diartikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak (the art and
science of teaching children)
Menurut psikologi. Pendidikan adalah
Mencakup segala bentuk aktivitas yang akan memudahkan dalam kehidupan
bermasyarakat.
Dampak
globalisai yang begitu kuat harus diantisipasi oleh dunia pendidikan khususnya
Islam jika tidak ingin terlibas oleh arus hegemoniasi budaya global Barat.
Dalam konteks ini, pendidikan Islam mampu
menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang tangguh yang tidak sekedar sebagai
penerima arus informasi global, tetapi juga harus memberikan bekal kepada mereka
agar dapat mengolah, menfilter, menyesuaikan dan mengembangkan segala hal yang
diterima melalui arus informasi itu tanpa terhegemoni oleh kekuatan eksternal.
Berkenaan
dengan hal di atas para pengelola pendidikan Islam harus sadar terhadap ancaman
ini. orientasi pendidikan Islam yang sejak awal tidak semata-mata menekankan pada pengisian otak,
tetapi juga pengisian jiwa, pembinaan akhlaq dan kepatuhan dalam menjalankan
ibadah tidak boleh bergeser. Disamping itu juga harus dipikirkan upaya
menciptakan manusia yang kreatif, inovatif produktif dan mandiri sehingga
mempunyai ketegaran dalam menghadapi tantangan tanpa mudah terhegemoni. Visi
pendidikan Islam harus mengintegrasikan berbagai pengetahuan yang
terkotak-kotak ke dalam ikatan Tauhid. Di samping itu pendidikan Islam harus
mampu memberikan filter dan arahan dalam penyerapan ilmu pengetahuan yang tidak
sesuai dengan kaidah Islam.
Pendidikan
adalah suatu proses dalam rangka mencapai suatu tujuan, tujuan pendidikan akan
menentukan kearah mana peserta didik akan dibawa. Tujuan pendidikan Islam
secara umum adalah untuk mencapai tujuan hidup muslim, yakni menumbuhkan
kesadaran manusia sebagai makhluk Allah SWT agar mereka tumbuh dan berkembang
menjadi manusia yang berakhlak mulia dan beribadah kepada-Nya.
Pendidikan
Islam memiliki karakteristik sebagai
berikut: Pertama, dari segi content (isi), Islam mengatur segala
bidang kehidupan manusia, mulai dari masalah tata cara ibadah ritual, hingga
masalah sosial, ekonomi, politik dan seterusnya. Kedua, dari segi waktu,
Islam sebagai agama yang turun sejak Nabi Muhammad hingga akhir zaman (kiamat)
atau berlangsung sepanjang masa. Ketiga, dari segi ruang (tempat), Islam
mampu menembus batas geografis hingga diseluruh penjuru dunia ini. Keempat,
dari segi pengikut (umat), Islam diturunkan sebagai agama untuk semua umat
manusia di alam semesta ini (Islam for all), tanpa membedakan suku, ras,
kelompok dan bani.
Suatu
istilah untuk mencari fadilah, kurikulum pendidikan islam berintikan akhlak
yang mulia dan mendidik jiwa manusia berkelakuan dalam hidupnya sesuai dengan
sifat-sifat kemanusiaan yakni kedudukan yang mulia yang diberikan Allah
Smelebihi makhluk-makhluk lain dan dia diangkat sebagai khalifah.
Maka
pendidikan Islam di masa yang akan datang dapat mencapai tujuan sesuai tujuan individu sesuai agama
yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai makhluk Allah SWT agar mereka
tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia dan beribadah
kepada-Nya, serta dapat menentukan ke arah mana Islam dan para pengikutnya akan
dibawa.
Kegunaan
Islam dimasa yang akan datang lainnya yaitu mewujudkan manusia agar menjadi
khalifah Tuhan dimuka bumi dengan sebaik-baiknya, yaitu melaksanakan
tugas-tugas memakmurkan dan mengolah bumi sesuai dengan kehendak Tuhan.
Mengarahkan manusia agar seluruh pelaksanaan tugas kekhalifahannya dimuka bumi
dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah, sehingga tugas tersebut
terasa ringan dilaksanakan, juga dapat mengarahkan manusia agar berakhlak
mulia, sehingga tidak menyalahgunakan fungsi kekhalifahannya, membina dan
mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya, sehingga ia memiliki ilmu,
akhlak dan keterampilan yang semua ini dapat digunakan guna mendukung tugas
pengabdian dan kekhalifahannya, mengarahkan manusia agar dapat mencapai
kebahagiaan hidup didunia dan diakhirat, juga agar dimasa yang akan datang
masing – masing individu bisa membina dan memupuk akhlakul karimah. Pendidikan
budi pekerti dan akhlak dimasa yang akan datang, dengan mendidik akhlak dan
jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan
kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci
seluruhnya ikhlas dan jujur.
Pendidikan
Islam dimasa depan dapat membuat para pengikutnya menjadikan seluruh manusia
yang menghambakan kepada Allah. Karena mereka sudah mendapat pendidikan tentang
Islam itu sendiri. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada
Allah, karena Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu
merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah
SWT. Suatu istilah untuk mencari fadilah, kurikulum pendidikan islam
berintikan akhlak yang mulia dan mendidik jiwa manusia berkelakuan dalam
hidupnya sesuai dengan sifat-sifat kemanusiaan yakni kedudukan yang mulia yang
diberikan Allah Subhanahu wa Ta'ala melebihi makhluk-makhluk lain dan dia
diangkat sebagai khalifah.
Pendidikan islam tidak bukan untuk
mendekatkan diri kita kepada Allah dan pendidikan islam lebih mengutamakan
akhlak. Secara lebih luas pendidikan islam dimasa depan mewujudkan :
- Pembinaan
Akhlak
- Penguasaan
Ilmu
- Keterampilan
bekerja dalam masyarakat
- Mengembangkan
akal dan Akhlak
- Pengajaran
Kebudayaan
- Pembentukan
kepribadian
- Menghambakan
diri kepada Allah
- Menyiapkan
anak didik untuk hidup di dunia dan akhirat
Setelah
memiliki ilmu yang kuat, generasi nanti diharapkan mampu membangun peradaban
baru yang elegan dipercaturan dunia iptek dan informasi. Budaya dan
transformasi nilai-nilai sosial harus lebih baik dengan didukung oleh teknologi
informasi yang sedemikian pesat. Melalui pendidikan Islam diangankan tercipta
sebuah peradaban baru yang etis dan humanis. Suatu peradaban yang menjunjung
tinggi nilai-nilai fitrah kemanusian yang sesuai dengan aturan ilahi.
Kemajuan
teknologi informasi yang saat ini berkembang secara pesat di muka bumi ini
dalam banyak hal telah menyumbangkan nilai positif bagi kehidupan manusia,
selain terdapat dampak negatifnya. Dengan peradaban yang etis dan humanis
itulah diharapkan seseorang dapat menjalankan amanat kehidupan ini menjadi
kerajaan dunia yang makmur, dinamis dan harmoni atas dasar nilai-nilai
ketuhanan dan kemanusiaan itu.
Pendidikan
Islam membawa misi untuk menjadikan
manusia dengan bekal fitrah yang hanif atau dengan ruh, kalbu dan akal
sehatnya selalu berpihak pada kebenaran. Manusia yang setiap waktu sadar untuk
berbuat kebajikan, keadilan, kasih sayang dan bermanfaat bagi orang lain.
Hal di atas
juga selaras dengan tujuan yang dirumuskan pendidikan nasional tentang sosok
manusia sempurna. Profil manusia Indonesia yang berkepribadian tangguh secara
lahiriyah dan batiniyah, mampu menjalin hubungan vertikal dengan Tuhan-Nya dan
hubungan horizontal kepada sesama manusia, memberikan makna dan manfaat secara
positif bagi kemajuan dan keharmonisan hidup bangsa dan umat manusia pada
umumnya. Dengan merujuk pada ajaran wahyu dan sunnah, dimasa depan setiap
manusia harus bisa berlaku adil dan benar, selain itu untuk menjadikan manusia
sejalan dengan misi al-Qur’an dan sunnah rasulullah alias menerjemahkan misi besar kitab suci itu
ke dalam realita kehidupan manusia yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
Dari berbagai literatur terdapat
berbagi macam pengertian pendidikan
Islam. Menurut Athiyah Al-Abrasy, pendidikan Islam adalah mempersiapkan manusia
supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap
jasmaninya, sempurna budi pekertinya, pola pikirnya teratur dengan rapi, perasaannya
halus, profesiaonal dalam bekerja dan manis tutur sapanya. Sedang Ahmad D.
Marimba memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani
dan rohani berdasarkan hukum-hukum islam menuju kepada terbentuknya kepribadian
utama menurut ukuran-ukuran Islam.
Pendidikan
Islam membentuk manusia sempurna yang selalu
mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia
dan akherat mempunyai peluang yang sangat besar untuk menjadi pendidikan
alternatif masa depan.
Sistem
pendidikan Islam tidak diragukan lagi
mampu mewujudkan peradaban manusia yang melahirkan kedamaian, keselamatan,
kesejahteraan, dan kebahagiaan sebagai mana dijelaskan An- Nahlawi di atas.
Yang demikian dikarenakan pendidikan Islam sebagai sistem pendidikan yang
didasarkan pada ajaran Islam yang mengandung petunjuk hidup paripurna.
Konsep sistem
pendidikan Islam, dengan demikian memiliki dua keunggulan pokok, yang mana ini
tidak dimiliki oleh sistem pendidikan barat. Pertama berdasar kepada Islamic
world view yang memandang alam semesta ini benar- benar riil adanya, tidak
semu atau bayang- bayang sebagaimana anggapan idealistic world view. Tetapi adanya alam semesta ini diakui karena
ada yang menciptakan (Q. S 14: 19). Berbeda dengan materialistic world view yang memandang alam semesta ini berdasar
pada benda atau materi, dan materi itulah penyebab pertama dan terakhir dari
semua yang ada.
Keunggulan kedua, memiliki konsep manusia secara
menyeluruh dan utuh. Muhammad Quthub menjelaskan bahwa metodologi Islam dalam
melakukan pendidikan memiliki pendekatan yang menyeluruh terhadap wujud
manusia. Sehingga tidak ada yang tertinggal dan terabaikan sedikitpun, baik
segi jasmani maupun rohani, baik kehidupannya secara fisik maupun kehidupannya secara mental, dan segala
kegiatannya di muka bumi ini.
Dengan
keunggulan konsep sebagaimana tersebut
di atas, dalam pendidikan Islam senantiasa terwujud keseimbangan antara proses
penanaman nilai keimanan dan pengembangan sains dan teknologi, keseimbangan
perannya sebagai proses pembudayaan iman dan taqwa dan proses sosial deangan
pengembangan ipteknya, dan akhirnya terwujudlah suatu peradaban yang tidak
bercorak rasionalitas instrumental akan tetapi peradaban yang dibesarkan oleh
rasionalitas nilai.
Pendidikan Islam dimasa depan memberikan kegunaan juga seperti memberikan
landasan dan sekaligus mengarahkan kepada proses pelaksanaan pendidikan yang
berdasarkan islam.
Melakukan
kritik dan koreksi.
Melakukan
evaluasi terhadap metode yang digunakan.
Pendidikan Islam dimasa depan juga mecakup perkembangan seperti pertama,
pendidikan akidah/keimanan.Ini merupakan hal yang sangat penting untuk mencetak
generasi muda masa depan yang tangguh dalam imtaq (iman dan taqwa) dan
terhindar dari aliran atau perbuatan yang menyesatkan kaum remaja seperti
gerakan Islam radikal, penyalagunaan narkoba, tawuran dan pergaulan bebas
(freesex) yang akhir-akhir ini sangat dikhawatirkan oleh sejumlah kalangan.
Kedua, pendidikan ibadah. Ini merupakan hal yang sangat penting
untuk diajarkan kepada anak-anak kita untuk membangun generasi muda yang
punya komitmen dan terbiasa melaksanakan ibadah. Seperti shalat, puasa, membaca
al-Quran yang saat ini hanya dilakukan oleh minoritas generasi muda kita.
Bahkan, tidak sedikit anak remaja yang sudah berani meninggalkan
ibadah-ibadah wajibnya dengan sengaja. Di sini peran orang tua dalam memberikan
contoh dan teladan yang baik bagi anak-anaknya sangat diperlukan selain guru
juga harus menanamkan secara mantab kepada anak-anak didiknya.
Ketiga, Pendidikan
akhlakul-karimah. Hal ini juga harus mendapat perhatian besar dari para
orang tua dan para pendidik baik lingkungan sekolah maupun di luar sekolah
(keluarga). Dengan pendidikan akhlakul-karimah akan melahirkan generasi
rabbani, atau generasi yang bertaqwa, cerdas dan berakhlak mulia.Penanaman
pendidikan Islam bagi generasi muda bangsa tidak akan bisa berjalan secara
optimal dan konsisten tanpa dibarengi keterlibatan serius dari semua pihak Oleh
karena itu, semua elemen bangsa (pemerintah, tokoh agama, masyarakat,
pendidik, orang tua dan sebagainya) harus memiliki niat dan keseriusan untuk
melakukan ini. Harapannya, generasi masa depan bangsa ini adalah generasi yang
berintelektual tinggi dan berakhlak mulia..
Akhir-akhir ini sejalan dengan
adanya kampanye tentang pentingnya pendidikan karakter, maka lembaga
pendidikan berbasis agama dipandang sebagai telah memberikan
jawaban kongkrit. Karkter diyaniki lebih tepat dibangun melalui pendidikan
agama. Pendidikan agama selama ini dikenal mengutamakan pembentukan
karakter. Oleh karena itu tatkala menteri pendidikan dan kebudayaan melontarkan
isu tentang pentingnya pendidikan karakter maka banyak orang menjawabnya
dengan pendidikan agama itu. Itulah di antara sebabnya lembaga pendidikan
berbasis agama semakin diminati banyak orang.
Selain itu, pengaruh
modernisasi yang menjadikan sementara
masyarakat khawatir terhadap moral atau akhlak anak-anak di masa depan,
maka banyak pihak menoleh pada pendidikan yang berbasis agama, tidak terkecuali
pendidikan pesantren. Sekolah umum yang berada di lingkungan pesantren,
dan apalagi dikenal unggul dan atau memiliki program peningkatan
kualitas, sekalipun bertarif mahal, menjadi tujuan belajar berbagai kalangan,
tidak terkecuali masyarakat perkotaan.
Dari uraian
tersebut terlihat bahwa pendidikan islam
domasa depan lebih berkaitan dengan beberapa hal sebagai berikut. Pertama,
terkait dengan upaya mengangkat harkat dan martabat manusia. Kedua, terkait
dengan upaya memberdayakan manusia agar ia dapat melaksanakan fungsinya sebagai
khalifah di muka bumi dalam rangka ibadah kepada Allah. Ketiga, terkait dengan
upaya mengatasi berbagai masalah yang di hadapi ummat manusia, yaitu masalah
aqidah, ibadah, syariah, ekonomi, politik, sosial, budaya, adat istiadat, hukum,
ilmu pengetahuan, pendidikan dan sebagainya. Keempat, terkait dengan upaya
menegakkan akhlak yang mulia pada seluruh aspek kehidupan tersebut.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa kegunaan Islam dimasa yang akan datang yaitu terwujudnya
manusia yang sehat jasmani, rohani, dan akal pikiran, serta memiliki ilmu
pengetahuan, keterampilan, akhlak yang mulia, keterampilan hidup yang
memungkinkan ia dapat memanfaatkan berbagai peluang yang diberikan oleh Allah
termasuk pula mengelola kekayaan alam yang ada di daratan, di lautan, bahkan di
luar angkasa adalah merupakan misi pendidikan islam. Dengan pandangan
pendidikan secara klasik, pendidikan Islam juga dikatakan
sebagai institusi atau pranata yang dapat menjalankan tiga fungsi
sekaligus. Pertama; menyiapkan generasi anak
manusia agar kelak dapat memainkan peranan-peranan tertetu. Kedua; mentransfer
(memindahkan) pengetahuan, sikap dan kecakapan tertentu sesuai dengan peranan
yang diharapkan. Ketiga; mentransfer nilai-nilai dalam rangka memelihara
keutuhan dan kesatuan masyarakat sebagai prasyarat bagi kelangsungan
hidup (survive) masyararakat dan peradaban.
Pendidikan Islam juga kami yakini diorientasikan pada
upaya optimalisasi potensi dasar manusia secara keseluruhan. Artinya pendidikan
tidak semata-mata diorientasikan pada upaya penumbuhan dan pengembangan manusia
secara psikologi yang lebih menekankan pada upaya pengayaan secara material,
seperti penekanan yang berlebihan pada aspek keterampilan.. Implikasi tentang
pandangan kemanusiaan tersebut mengharuskan tujuan pendidikan masa depan yang
diarahkan pada pencapaian pertumbuhan kepribadian manusia secara seimbang.
Selain itu generasi muda dapat menjalankan kehidupan dan
memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien, tentunya sesuai
dengan agama.
Posting Komentar