Popular posts

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Followers

Popular Posts

Unknown On Selasa, 21 Mei 2013

Biang Keringat
Artikel Ilmiah - Ilmu Alamiah Dasar
Artikel Ilmiah ditulis oleh Bagus Sukma (UNY - Jurusan Administrasi Negara 2012)


APA ITU BIANG KERINGAT
Miliaria atau lebih dikenal dengan keringet buntet  alias biang keringat biasanya timbul akibat keringat yang berlebihan tapi tidak bisa keluar karena adanya penyumbatan pada saluran kelenjar keringat. Karena ada istilah tersumbat inilah makanya orang awam kerap menyebut biang keringat sebagai keringet buntet. Bagian tubuh yang sering diserang adalah daerah kepala, punggung, dada, dan bahkan muka, itu disebabkan karena hampir semua anggota tubuh manusia mengandung kelenjar keringat, kecuali mulut, Biang keringat sering muncul di sekitar dahi dan leher, juga mengincar bagian-bagian tubuh yang tertutup pakaian seperti dada dan punggung, serta bagian yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian, bahkan pada beberapa kasus timbul pada kulit kepala.

Sejak manusia lahir, terang dari RSAB Harapan Kita, Jakarta, sudah memiliki kelenjar keringat dan jumlahnya tak akan berubah karena tak ada penambahan. “Hanya pada bayi fungsi kelenjar keringatnya belum berjalan sempurna sehingga bayilah yang lebih kerap mengalami sumbatan kelenjar keringat. Itulah mengapa biang keringat lebih umum ditemukan pada bayi.
Gejala yang kerap muncul dari keringet buntet atau biang keringat alias miliaria adalah rasa gatal, pedih dan kulit jadi kemerahan, serta munculnya gelembung-gelembung kecil atau lenting yang berisi air.


TIPE BIANG KERINGAT
Berdasarkan kedalaman sumbatannya, biang keringat dibagi dalam 3 tipe, yaitu:
·      Tipe Pertama ialah Miliaria kristalina.
Sumbatan yang terjadi pada bagian atas dari lapisan kulit. Sumbatan terjadi di permukaan lapisan jangat atau lapisan tanduk sehingga lokasinya dangkal sekali. Biang keringat tipe inilah yang paling umum dan sering terjadi. Gejalanya, pada kulit tubuh bayi yang sering keringatan akan tampak mengelupas, kering, dan kasat.
Ciri-ciri: Gelembung kecil berukuran 1-2 mm, berisi cairan jernih seperti tetesan air, namun tanpa disertai munculnya kulit kemerahan. Gejala ini biasanya dipicu oleh panasnya udara.
Lokasi terjadi: biasanya dahi, leher, punggung dan dada.
·      Tipe Dua ialah Miliaria rubra.
Sumbatan terjadi pada bagian tengah lapisan kulit atau bagian lapisan jangat yang lebih dalam. Selain kulit menjadi bruntusan merah, juga disertai rasa gatal. Itulah mengapa, biang keringat tipe ini irritable atau mengganggu. Bayi yang mengalami biang keringat tipe dua akan menjadi rewel akibat rasa gatal. Orang tua biasanya akan mengeluh  pola tidur bayinya terganggu seperti gelisah, tak nyenyak, dan lainnya. Ini bisa dijadikan indikator rasa gatal pada bayinya mengingat bayi belum bisa bicara. Tak ada tanda lain semisal panas karena biang keringat bukan penyakit infeksi. Kita hanya bisa melihat reaksi tubuh yang membuat bayi jadi gatal. Bila ibu merawat sendiri bayinya, maka biang keringat bisa cepat ketahuan karena naluri juga berperan besar.              Ciri-ciri : gelembung kecil, masih berukuran 1-2 mm dan berwarna merah. Gelembung biasanya tersebar, tapi dapat juga berkelompok. Disertai keluhan sangat gatal dan pedih bila berkeringat. Biang keringat tipe miliara rubra ini memang terhitung paling sering ditemukan.                                                                                       Lokasi: Bagian-bagian tubuh yang tertutup pakaian dan yang tergesek pakaian.
·      Tipe Tiga ialah Miliaria profunda
Sumbatan terjadi di subkutis yang letaknya di bawah lapisan jangat. Jadi, sumbatannya lebih dalam dibanding tipe dua. Biasanya tipe tiga terjadi di daerah-daerah yang suhunya sangat panas. Walaupun Indonesia termasuk negara tropis, namun biang keringat tipe tiga jarang terjadi. “Mungkin faktor angin sangat mempengaruhi sehingga suhu di Indonesia tak terlalu panas. Lain halnya dengan negara lain yang suhunya mungkin mencapai 40 derajat Celcius,” tutur Ari. Biang keringat tipe tiga ditandai bintil-bintil pada kulit dan bila diraba akan terasa agak keras.                     Ciri-ciri: bintil-bintil putih berukuran 1-3 mm dan tidak disertai kulit yang kemerahan. Tidak juga menimbulkan rasa gatal. Biang keringat tipe ketiga ini jarang sekali dijumpai.
Lokasi seringkali terjadi biang keringat tipe ketiga : badan, lengan dan tungkai.


CARA MENGHINDARI BIANG KERINGAT
Biang keringat sebenarnya mudah dihindari. Misalnya, dengan memakaikan baju dari bahan yang menyerap keringat. Bahan katun bisa menjadi salah satu alternatif. Tapi modelnya jangan terlalu ketat. Apabila modelnya ketat, meskipun bahannya katun, tetap saja akan mudah berkeringat. Tapi jika longgar, akan lebih nyaman. Tentunya, ventilasi ruangan juga harus diperhatikan agar sirkulasi udaranya bagus.
Inilah prinsip-prinsip dasar mencegah dan mengobati tahap pertama biang keringat, bila si kecil mengalami biang keringat segeralah cari faktor pencetusnya, apakah karena pakaiannya yang tak tepat ataukah ventilasinya kurang. Bila keduanya sudah baik namun masih terjadi biang keringat, bisa jadi karena kelalaian sang ibu atau pengasuhnya. Misalnya, saat bayi berkeringat banyak dan bajunya basah tak langsung diganti bajunya dan dikeringkan badannya. Hal ini juga memicu terjadinya biang keringat.
Biasanya para ibu akan memberi bedak tabur bayi di daerah yang terkena biang keringat. “Enggak apa-apa, kok, karena fungsi bedak, kan, untuk menyerap sisa kelembaban sehingga kulit jadi kering kembali,” kata Ari. Juga, tak usah khawatir kulit si kecil akan bertambah kering dan bersisik dengan digunakannya bedak tabur. “Tanpa diberi bedak pun, pada dasarnya kulit dengan biang keringat sudah seperti bersisik kasar karena bentuknya yang bintil-bintil kecil berisi air.
Lagi pula, dalam waktu singkat juga akan dibuang bersama pengelupasan kulit karena letaknya sangat dangkal,” terangnya. Bisa juga digunakan bedak khusus untuk mengatasi biang keringat yang dijual di pasaran, terutama bila biang keringatnya tetap membandel. “Bedak-bedak tersebut biasanya mengandung zat tambahan untuk mengurangi rasa gatal. Namun tak apa, karena prinsip pengobatan biang keringat hanya symptomatic  atau mengurangi gejalanya saja. Selain itu, tentunya para produsen pun sudah memperhitungkan bahan-bahan yang aman bagi bayi.”
Adapun bahan tambahan yang biasanya digunakan untuk mengurangi rasa gatal biang keringat ialah calamine  dan mentol. “Kedua bahan ini aman untuk bayi,” ujar Ari. Tapi tentu yang namanya individual cases  atau exceptional cases  pasti ada. Misalnya, bayi A ternyata tak cocok pakai bedak biang keringat. “Mungkin ia rentan karena usia yang lebih muda. Bukankah usia muda memang lebih mudah mengalami iritasi?”
Nah, kalau sudah demikian berarti sudah menjadi tugas dokter. Serahkan juga pada dokter bila biang keringat akhirnya menjadi infeksi sekunder yang biasanya kerap terjadi pada biang keringat tipe dua”Karena gatal, maka anak-anak kerap menggaruknya sehingga terjadi infeksi sekunder. Bintil-bintil yang berwarna merah tersebut akan berisi nanah,” tutur Ari. Biasanya dokter akan mempertimbangkan untuk memberikan obat antibiotik.
Yang perlu diperhatikan, jangan sampai orang tua keliru mengira biang keringat padahal sebenarnya jamur. “Ini sering terjadi, lo. Orang tua mengeluh, biang keringatnya, kok, enggak sembuh-sembuh. Sewaktu diperiksa baru ketahuan itu bukan biang keringat, melainkan jamur,” tuturnya. Oleh karena itu, anjurnya, sebaiknya orang tua yang sudah mencoba obat-obatan biang keringat memperhatikan bentuk hasil uji cobanya. Apalagi, sering terjadi kulit bayi tetap tak membaik meskipun sudah dicoba berbagai obat gatal.
“Sebaiknya bawa ke dokter terdekat untuk memastikan apakah benar biang keringat atau jamur. Karena orang awam mungkin sulit membedakan jamur dengan biang keringat. Mereka hanya lihat bintil-bintil merah. Tapi kalau dokter, pada umumnya dengan melihat sepintas bisa membedakan ini jamur atau biang keringat.” Begitu pun bila bayi mengalami bruntusan merah di daerah kelamin.
“Itu bukan biang keringat karena tak ada pengaruhnya antara BAK dengan biang keringat. BAK merupakan fungsi sekresi yang berhubungan dengan saluran kemih, sedangkan biang keringat adalah sumbatan kelenjar keringat,” terang Ari. Begitu juga bila bokong bayi mengalami bintil-bintil erah, “urusannya bukan pada biang keringat tapi lebih ke ruam popok.”
Selain dalam bentuk bedak tabur, di pasaran juga dijual pengurang rasa gatal dalam bentuk bedak kocok, krem, dan salep. Menurut Ari , pada prinsipnya sama saja karena bahan-bahan yang ditempelkan di kulit bisa dalam berbagai bentuk. Hanya saja, semakin kental atau semakin berbentuk salep, maka akan semakin lekat. “Bedak tabur kalau ditempelkan di badan tentu fungsi lekatnya kurang. Lain dengan bedak kocok yang ditambahi cairan tertentu sehingga lebih melekat ke badan,” terang Ari. Cuma, seringkali bedak kocok ada tambahan alkoholnya sehingga pada beberapa orang bisa menimbulkan iritasi bila digunakan. Jadi, Bu-Pak, silakan pilih mau bentuk yang mana. Tapi kalau mau lebih aman dan nyaman, sih, pilihlah bentuk bedak tabur seperti dianjurkan Ari. “Kecuali bila biang keringatnya agak berat, barulah gunakan bedak kocok.” Tapi, ya, itu tadi, karena ada alkoholnya, pada beberapa orang, kulitnya akan kelihatan lebih kering setelah pengobatan.
Sesering mungkin dibedaki tepung kanji.